Anda tahu tanaman kemangi?
Yuup..tanaman ini banyak dipakai sebagai lalapan ataupun sebagai bumbu pelengkap dalam masakan.
Kemangi (Ocimum conum) banyak terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah saya, Priangan Timur. Tanaman ini biasanya ditanam di halaman rumah dalam jumlah yang tidak terlalteu banyak, tetapi seiring kebutuhan yang semakin meningkat tanaman ini kemudian banyak dibudidayakan oleh penduduk.
Gambar 1. Kemangi dan lalapan lainnya
Gambar 2. Kemangi sebagai sayur lalapan
Kemangi termasuk tanaman yang mengandung minyak atsiri. Komposisi minyak atsirinya terdiri dari sitral ( sekitar 40%), geraniol (sekitar 20%), linalool, dan eugenol. Minyak atsiri tersebut dihasilkan dari bagian daun dan bunga. Inilah sebabnya mengapa tanaman kemangi beraroma wangi dan dapat membuat orang yang mengkonsumsinya menjadi wangi serta dapat mengurangi bau mulut. Senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri tersebut memiliki aktivitas antimikroba, sehingga dapat digunakan sebagai pemusnah mikroba/kuman.
Gambar 3. Budidaya tanaman kemangi
Gambar 4. Tanaman kemangi dalam pot di pekarangan
Dengan adanya aktivitas sebagai antimikroba, kemangi dapat digunakan sebagai handsanitizer. Cara sederhana menggunakan kemangi sebagai handsanitizer adalah sebagai berikut:
- Ambil 3-4 lembar daun kemangi segar.
- Remas-remas daun kemangi tersebut hingga koyak.
- Gosokkan daun kemangi yang sudah diremas tersebut ke bagian telapak tangan dan punggung tangan hingga merata.
- Bagian daun yang menempel pada tangan dapat dibersihkan lebih lanjut dengan dibilas menggunakan air bersih.
Minyak atsiri yang terkandung dalam minyak atsiri dapat diekstrak menggunakan metode tertentu, sehingga dihasilkan minyak atsiri kemangi yang nantinya dapat digunakan untuk membuat handsanitizer yang lebih mudah penggunaannya dan efektif. Semoga di masa yang akan datang kemangi dapat menjadi produk unggulan sebagai handsanitizer alami menggantikan alkohol yang kini dapat digunakan. Menurut penelitian Syverson (2006), penggunaan alkohol sebagai antiseptik dapat mengakibatkan bakteri bermutasi. Hal ini mungkin saja mengakibatkan bakteri menjadi lebih tahan terhadap alkohol, atau dengan kata lain alkohol tidak lagi dapat membunuh bakteri tertentu.